more"/> more">
Kabar Ladang Regional - Retreat Staf & Board Perkantas Jatim “Wake Up Call dari Allah Melalui Kitab Maleakhi”
Last Updated : May 16, 2024  |  Created by : Administrator  |  400 views

“Apakah dengan memberikan persepuluhan adalah bentuk menghormati Allah?” Terkait hal ini, sedang menjadi perbincangan media di kalangan Kristen. Apakah persepuluhan masih berlaku di jaman sekarang, atau hanya berlaku bagi bangsa Israel saat itu? Apakah persepuluhannya harus diperuntukkan bagi gereja masa kini?

Tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu tidak dapat dijawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”, pada kenyataannya, Allah di dalam Kitab Maleakhi memang memerintahkan umat-Nya untuk membawa persepuluhan di Bait-Nya, tetapi apakah sungguh umat-Nya membawa persepuluhan yang adalah milik Allah itu?

Umat Tuhan meyakini sesungguhnya bahwa semesta ini merupakan milik Allah bahkan apa yang kita miliki semuanya pemberian-Nya, Ia hanya meminta agar sepersepuluh di bawah ke bait-Nya namun ironis bahwa salah satu hal yang harus Allah kembali ingatkan kepada umat-Nya adalah persoalan persepuluhan yang sudah lama diabaikan umat Tuhan (3:10).

Ibu Inawaty Teddy, salah satu Dosen ahli Perjanjian lama, dalam Ekposisi Kitab Maleakhi ini mengingatkan kembali untuk “jangan berpikir bahwa persembahan yang banyak akan menjadi pertanda bagi kita bahwa Allah pasti disenangkan” karena pemazmur dengan tegas mengatakan bahwa persembahan yang berkenan kepada-Nya adalah hati yang hancur dan remuk, dan itu tidak akan dipandang-Nya hina (Maz.51:18-19)

Kitab Maleakhi yang menjadi bahasan dalam retreat kali ini dibagi dalam 6 Disputasi utama. Hal utama yang menjadi peringatan Tuhan sekaligus tema besar kitab Maleakhi adalah bahwa mereka tidak menghormati Allah sehingga pokok-pokok tersebut di atas menjadi kebiasaaan umat Tuhan bahkan Imam yang merupakan pemimpin memberikan contoh ketidaktaatan kepada Allah, sehingga ibadah kepada-Nya tidak lagi menjadi fokus tetapi mereka datang beribadah saat memperingati hari raya besar atau wajib saja (seperti hari raya pondok daun, hari raya Paskah dan hari raya Perdamaian) tetapi mengabaikan ibadah sehari-hari. Ibadah hanya berfokus kepada diri sendiri, bukan lagi menyenangkan Tuhan dan terus mempertanyakan kebaikan-Nya.

Retreat Staf dan board se-Regio pada 3-5 Mei 2024 kali dikemas tidak berbeda jauh dengan retreat yang pernah dilakukan, namun kali ini diawali dengan rapat Pengurus Harian Cabang (PHC) untuk membicarakan program-program yang sedang dipersiapkan tahun ini yaitu event Internasional, Nasional dan Regional selama bulan Juli-September 2024.

Sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Surabaya menuju Trawas, tepatnya di Canta Yumana panitia memilih tempat retreat yang cenderung dingin. Namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi para staf dan board yang datang dari Kediri, Banyuwangi, Mataram, Jember, Tulungagung, Surabaya. Mereka begitu antusias mendengarkan ekposisi yang disampaikan lebih santai  namun dalam oleh Bu Inawaty, sangat related dengan pengalaman dan konteks pelayanan sehari-hari.

Satu hal yang menarik dalam retreat ini, pada awal hari ke dua peserta diajak untuk “Communal Reading & Reflection of Scripture” keseluruhan kitab Maleakhi, mereka juga mencatat apa yang menjadi getaran, gangguan, sesuatu yang menggelitik, menegur dan menggetarkan,  ketika empat orang staf bergiliran membacakan empat pasal kitab Maleakhi. Kegiatan ini memungkinkan setiap orang menangkap gambaran besar isi kitab tersebut, apalagi di akhir pembacaan peserta berkelompok untuk membagikan bagian yang menggetarkan hatinya.

Pertanyaan-pertanyaan pemberontakan yang ditanyakan umat dalam Kitab Maleakhi seolah-olah meragukan betapa Allah mengasihi mereka. Bahkan mereka terus menyangkali perbuatan mereka. “Bahwasannya Aku, TUHAN tidak berubah, dan kamu bani Yakub tidak akan lenyap” (3:6), inilah pesan Allah bagi umat-Nya untuk kembali kepada-Nya, bertobat dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan hati-Nya, memperbaiki ibadah kepada Tuhan, meninggalkan berhala-berhala kekejian termasuk di dalamnya perkawinan campur. Ketaatan kepada hukum-hukum-Nya dan mengajarkan kebenaran kepada umat, itulah bentuk penghormatan yang sejati kepada Allah. Ini adalah wake up call bagi umat Tuhan di mana pun.

Doakan terus para staf menjaga kualitas pengajaran dan terus menghidupi Firman Tuhan yang terus menerus di hidupi setiap harinya. Tuhan memberkati.


Subscribe To Our Newsletter
Subscribe to catch our monthly newsletter, latest updates, and upcoming events
RELATED UPDATES