more"/> more">
“Raised up for the King! Raised up for the nation! Raised for the world!”
Lagu tema Kamp Regional Bersama (KRB) 2024 berkumandang di gedung aula Roemah YWI, Kota Batu. “Raised up!” adalah sebuah spirit yang ingin dibawa oleh para peserta KRB 2024. Ada 121 mahasiswa dari berbagai kota yang meramaikan kamp ini. Mereka berasal dari kota Batam, Mataram, Surabaya, Kediri, Malang, Banyuwangi, Jayapura, Jember, Jogja, dan Salatiga.
Kamp dengan tema “Raised Up!” ini diadakan pada tanggal 8-11 Agustus 2024 ini diisi oleh beberapa pembicara eksposisi, di antaranya Kak Anthon Katobba, Kak Triawan Wicaksono, Kak Krisna Yogi, Kak Akhung Beritel dan Kak Milhan Santoso. Eksposisi diambil dari beberapa kitab Perjanjian Lama terutama Hakim-Hakim dan 1-2 Samuel. Setiap sesi merupakan sebuah alur di mana peserta mulanya diajak untuk melihat krisis kepemimpinan dalam kehidupan sekitar mereka, lalu dibawa untuk menemukan peran mereka baik di kampus maupun masyarakat. Kamp ini adalah wadah untuk memperlengkapi orang-orang kunci yang akan mengerjakan pelayanan di sekolah-kampus; yang sesungguhnya adalah persiapan mereka untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Bagian ini ternyata ditangkap oleh Boni, salah satu peserta KRB yang merupakan alumni dari Mataram dan masih melayani di PMK Kota. Ia menuturkan, “Pemuridan adalah jalan yang sunyi. Tapi kamp ini membuat aku mau berkomitmen untuk berani memimpin 1 kelompok KTB lagi dan mendampingi kelompok yang sudah ada dengan lebih baik.” Di sisi lain, Haskel, mahasiswa dari Surabaya menyorot soal mentor rohani, sebagaimana Imam Eli terhadap Samuel. “Aku melihat bahwa penting sekali memiliki mentor yang bisa membimbing dan menuntun kita di komunitas Kristen,” ujarnya.
Peserta juga diberi kesempatan mendengar sharing dari beberapa alumni Perkantas yang telah berjuang dan berdiri sebagai pemimpin di sektornya masing-masing, sebut saja Kak Graal Taliawo (Anggota terpilih DPD RI 2024-2029), Kak Dedy Permadi (Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan SDM), serta Bapak Ibu Tony Antonio ( Dosen Universitas Ciputra dan Pembina Perkantas)yang banyak membagikan pengalaman mereka sebagai keluarga yang bermisi dalam profesi dan marketplace. Dalam kamp ini dibuka sesi kapita selekta yang bertujuan memperlengkapi para peserta dengan skill sebelum masuk dunia kerja maupun keterampilan untuk mengelola organisasi.
Dalam sesi Dedication Night, Kak Akhung menantang para peserta untuk mau mengambil komitmen dan langkah konkrit. Sejumlah peserta mendedikasikan dirinya untuk menjadi pemimpin KTB, pelayan di PMK/TPS, maupun mengambil komitmen bermisi baik di Misi Kalimantan, kantong Kristen maupun dalam profesi. Pada hari terakhir, para peserta diberi ruang untuk bergumul dan merenungkan setiap komitmen yang bisa diambil baik secara personal maupun komunal di kotanya.
Uniknya, penempatan dekorasi juga membekas bagi peserta, salah satunya Nonce, mahasiswa dari Jayapura. “Setiap hari dekornya diganti-ganti sesuai dengan tema, dari orang yang membungkuk sampai dia bangkit berdiri. Menurutku itu unik, Kak,” ungkapnya. Dekorasi tersebut sengaja diatur demikian sebagai representasi alur kamp, yaitu dari krisis kepemimpinan, lalu makin lama pemuda yang membungkuk itu bangkit (raise up) untuk pergi menjadi pemimpin bangsa.
Kiranya setiap peserta yang hadir boleh kembali ke kotanya masing-masing dan mengerjakan setiap komitmen yang diambil, serta mau bangkit menjadi pemimpin di manapun Allah tempatkan mereka.