more"/> more">
“Utus Kami Dalam Misi-Mu”
Kami beryukur ibadah perayaan HUT Perkantas Nasional ke 50 tahun dan Perkantas Jayapura yang ke 20 tahun dilaksanakan pada Sabtu, 3 Juli 2021 yang lalu. Awalnya kami mendoakan untuk membuat ibadah syukur dalam bentuk acara kebersamaan di pantai, namun karena kasus positif Covid-19 meningkat di Jayapura akhirnya dilakukan melalui aplikasi Zoom. Undangan yang hadir dalam ibadah syukur ini bukan hanya dari Jayapura tetapi juga dari kota-kota perintisan, yaitu: Wamena, Biak, dan Nabire. Kami bersyukur melalui ibadah ini kami bersama-sama melihat pekerjaan Tuhan dalam pemuridan yang sudah dikerjakan, yang sedang dikerjakan dan yang akan terus dikerjakan di Perkantas Jayapura. Dalam ibadah ini juga kami dapat merasakan kebersamaan sebagai keluarga dalam Kristus dan tetap dapat menjaga relasi yang baik dalam setiap komponen dan alumni yang ada di kota-kota di Papua.
Tema ibadah syukur ulang tahun Perkantas Jayapura : “Utus Kami Dalam Misi-Mu”. Tujuan dari tema ini adalah untuk mengajak semua komponen yang ada di Perkantas Jayapura, komponen siswa, mahasiswa dan alumni juga staf dan para board bisa melihat pekerjaan Tuhan dari awal berdirinya Perkantas Jayapura hingga sekarang. Ada banyak hal yang Tuhan telah kerjakan dan masih banyak hal yang harus dikerjakan. Misi Allah dalam dunia dan dalam pelayanan Perkantas Jayapura belum selesai dan akan terus berlanjut. Untuk itu semua orang harus ikut ambil bagian dalam mengerjakan misi-Nya termasuk mendukung misi di kota-kota perintisan di Papua dan mendukung melalui doa, daya, dan dana. Pandemi Covid-19 dan pergumulan-pergumulan yang lain tidak dapat menjadi penghambat untuk terus mengerjakan misi-Nya.
Di dalam ibadah syukur ini, kami dilayani oleh dr. Jeppry Kurniawan. Beliau adalah alumni Perkantas Semarang dan beliau pernah melayani sebagai dokter misi di RS. Immanuel distrik Mulia di Puncak Jaya Papua. Firman Tuhan yang disampaikan sangat menguatkan dari kitab Nehemia yang melakukan transformasi di Yerusalem dengan segala tantangan yang dihadapi. Transformasi atau pemulihan bukan hanya dibagian fisik seperti tembok Yerusalem atau pemulihan secara sosial, tetapi yang lebih penting adalah reformasi secara spiritual. Transformasi yang sama juga harus terjadi di dalam diri setiap orang dalam satu komunitas. Dengan terjadinya transformasi dalam diri setiap orang dan dalam komunitas, maka kerinduan untuk mengerjakan misi Allah ada dan dapat dikerjakan bersama. Kondisi rohani/spiritual harus tetap dijaga jangan sampai kehilangan “keasinannya” sehingga menjadi hambar. Kondisi fisik dan sosial juga perlu diperhatikan dalam mendorong kemajuan misi dan kerjasama membangun kesatuan. Dalam transformasi biasanya ada banyak tantangan baik dari dalam diri maupun dari luar, tetapi tidak akan pernah menghentikan misi-Nya bagi dunia. Kiranya Tuhan terus menolong dan memberi kekuatan bagi setiap orang dalam mengerjakan misi-Nya dan siap diutus mengerjakan misi-Nya. (Hd)