more"/> more">
Sketsa - Tantangan Terus ada Namun Pimpinan Tuhan Nyata
Last Updated : Nov 26, 2021  |  Created by : Administrator  |  612 views

Bermisi Mengajar di Daerah Tertinggal

Misi berkaitan dengan perintah Tuhan yang menjadi fungsi eksistensi kita. Bermisi bukanlah panggilan khusus Tuhan kepada para utusan Injil atau hamba Tuhan. Bermisi juga bukan merupakan alternatif untuk mengisi hidup atau salah satu pilihan hidup. Menjadi guru di sebuah daerah kecil di Yahukimo Papua, mungkin bukan sebuah pilihan yang nyaman pada mulanya, tapi inilah misi yang akhirnya dipilih oleh Meni Sihite.

Biasa dipanggil Meni, wanita kelahiran Parnantian-Sumatera Utara ini aktif dipelayanan mahasiswa pada saat menempuh Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Medan.Tidak pernah terbayangkan akan menjadi seorang guru, Meni hanya berpikir bahwa ia menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan peluang sekolah di Keguruan jurusan pendidikan Bahasa Inggris sangat besar untuk mendapat pekerjaan pada saat itu.

Seiring dengan waktu dalam proses belajar di kampus, Meni mulai tertarik dengan aktivitas mengajar. Saat mengambil kuliah praktek lapangan di sebuah sekolah selama 3 bulan, Meni mulai belajar memahami peran seorang guru dan bagaimana berinteraksi dengan siswa-siswa. Meni mengajar anak-anak yang berasal dari berbagai latar belakang, ada anak dari keluarga yang mampu dan ada yang tidak mampu, ada anak dari keluarga yang kondisinya baik dan ada yang brokenhome. Kondisi anak-anak tersebut memberi banyak kisah yang menjadi pelajaran bagi Meni dalam proses mendapatkan visi sebagai guru. Mulai saat itu, hatinya mulai tergerak untuk terus belajar menjadi seorang guru yang baik  agar bisa mengajar dan dapat menolong siswa-siswa tsb.

Menemukan Visi Tuhan di Tengah Hati yang Patah

 Pada tahun 2014, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membuka pendaftaran untuk program sarjana mengajar selama setahun di daerah tertinggal. Teringat doa dan komitmen pada saat KNM 2013 yang meneguhkannya,  Meni akhirnya  memilih kota Yahukimo sebagai tempat mengajar. Singkat cerita Meni mengajar di sana selama setahun sampai kontrak mengajar selesai,dan Meni  harus kembali ke kampus untuk program sertifikasi  pendidik.

Namun awal tahun 2016 Meni kembali ke Yahukimo, tapi tanpa mengikuti program sertifikasi. Apa yang terjadi?

“Sebenarnya saya kembal mengajar di Yahukimo bukan hanya sekedar untuk visi mengajar, saat itu saya bergumul berelasi lebih dalam dengan seorang putra daerah yang saya kenal selama saya mengajar di sana.” Meni mulai mengisahkan kisahnya.

“Singkat cerita relasi saya berakhir, saya sangat kecewa dan menyesali keputusan saya untuk kembali ke Yahukimo. Melalui kejadian itu, saya disadarkan oleh Tuhan bahwa cara saya untuk mengambil keputusan untuk kembali ke Yahukimo tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Motivasi saya tidak murni. Dalam kondisi tersebut, saya bertekad untuk meninggalkan Yahukimo.”

“Pada masa-masa sulit itu, saya banyak dikuatkan dalam  komunitas alumni Yahukimo , yang terbentuk pada traveling staf Jatim bulan Maret 2016. Melalui sharing dan pembinaan firman Tuhan pada saat traveling, saya disegarkan oleh firman yang disampaikan, saya banyak dikuatkan oleh kakak-kakak alumni dan staf. “

“Dalam proses yang berat tsb, saya menemukan pimpinan Tuhan untuk terus mengajar dan  tidak meninggalkan Yahukimo. Walaupun hati saya masih patah tapi saya bersyukur merasakan pimpinan Tuhan untuk saya terus mengajar dan memuridkan adik-adik siswa. “

 

Tantangan Terus ada Namun Pimpinan Tuhan Nyata

Setelah melewati proses panjang menemukan visi, Meni kembali menghadapi tantangan, kabar dari kampung datang, salah satu kakak Mnei meninggal dunia. Bertepatan dengan itu kondisi keamanan Yahukimo juga sedang chaos karena terjadi kerusuhan perang adat. Maka pada bulan Oktober 2019 Meni terpaksa pulang kampung karena kondisi tersebut. Pada saat di kampung melihat  Mama yang sedang sakit berat, Meni mulai ragu untuk kembali ke Yahukimo. Dengan pertimbangan ini,  Meni sempat memutuskan untuk tidak kembali, namun setelah bergumul lagi, Tuhan menguatkan dan memimpinnya untuk kembali ke Yahukimo. Meni kembali diawal tahun 2020 dan terus mengerjakan panggilan mengajar hingga sekarang.

 

Sukacita dan Harapan Melayani sebagai Pendidik

Pengalaman yang membahagiakan selama mengajar adalah ketika melihat pertumbuhan adik-adik dalam mengenal Tuhan. Dan juga saya bersukacita ketika siswa tingkat SMP yang saya didik sebelumnya tidak bisa membaca akhirnya bisa membaca dengan baik dan lancar

Harapan dan mimpi saya untuk pelayanan di Yahukimo, saya berdoa adik-adik yang dididik dan dibina kelak bisa menjadi alumni yang bisa bersaksi di dalam keluarga, gereja dan profesinya serta tetap bersekutu dalam persekutuan alumni dan tetap memuridkan. Doakan saya terus dikuatkan dan diteguhkan bermisi di tempat ini. Demikian sharing penutup Meni kepada Tim Sketsa. To God Be The Glory.


Subscribe To Our Newsletter
Subscribe to catch our monthly newsletter, latest updates, and upcoming events
RELATED UPDATES