more"/> more">
Kabar Ladang Mojokerto - Webinar Pelayanan Siswa Mojokerto: “ Self Love”
Last Updated : Mar 11, 2022  |  Created by : Administrator  |  503 views

Dalam laporan yang diterbitkan UNICEF Oktober 2021 memperingatkan bahwa anak-anak dan remaja berpotensi mengalami dampak jangka panjang dari COVID-19 terhadap kesehatan mental mereka. Diperkirakan terdapat lebih dari 1 dari 7 remaja berusia 10-19 tahun di dunia yang hidup dengan diagnosis gangguan mental. Setiap tahun, tindakan bunuh diri merenggut nyawa hampir 46.000 anak muda.

Karena keprihatinan kondisi tersebut di atas, UKKK SMAN 1 Sooko mengadakan Webinar pada 26 Februari 2022 dengan tema “Self Love” yang dihadiri siswa-siswa di Mojokerto. Kak Rieka Intansari sebagai Psikolog dari Griya Pulih Asih didaulat menjadi pembicara.

Setelah sekian lama belajar daring tanpa Pertemuan Tatap Muka (PTM) membuat waktu yang berharga bersama teman menjadi terbatas. Sementara orang tua terkadang tidak mampu memahami perasaan dan emosi remaja. Sehingga pikiran-pikiran liar mempengaruhi timbulnya kecemasan mereka, seperti: “Ga ada yang bisa ngertiin aku,” “Dasar aku gak guna!” “Aku cuma bisa nyusahin orang lain,” “Aku bodoh!” dll.

Jadi Kak Rieka menjelaskan self love yang dimaksud bukan cinta diri karena egois. Tapi suatu sikap untuk mencintai dan menghargai diri, terlebih karena kita sudah lebih dahului dicintai dan dihargai begitu mahal dengan darah Kristus. Seorang yang mengasihi Allah, tentunya bisa mengasihi diri sendiri dengan baik, membuat kita menjadi pribadi yang bahagia dan lebih rendah hati.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam self love yaitu pertama, Self Awareness yaitu mengenali diri. Apa yang menjadi kelebihan diri, kelemahan, atau hambatan diri. Realistis dengan kondisi diri dan menerima kondisi orang lain. Kedua, Self Forgiveness. Kita perlu menyadari kesalahan diri dan memaafkan (berdamai dengan) kesalahan diri di masa lalu. Terakhir, Positive Mind, yaitu positive self talk, tidak kritik diri sendiri.

Berharap siswa-siswa yang hadir sedini mungkin mendapat wawasan bagaimana mengelola pikiran ketika dirinya merasa “sumpek”, sehingga paling tidak bisa meminimalkan mental illness. Bahkan mereka bisa tetap diarahkan untuk mengaplikasikan bagaimana self love yang benar, antara lain: mengenali isi hati Tuhan dengan mendekat kepada-Nya, bersyukur dengan kekuatan diri yang dianugerahkan Tuhan, self care (merawat diri baik penampilan maupun potensi), meningkatkan skill meski harus tetap di rumah, terbuka dengan kritik, bisa bergaul secara positif dan bisa membantu orang lain.(wd)


Subscribe To Our Newsletter
Subscribe to catch our monthly newsletter, latest updates, and upcoming events
RELATED UPDATES