more"/> more">
“Pemuridan merupakan jalan yang sepi dan un-popular, tetapi juga jalan yang indah sekaligus manis.”
Bersyukur perintisan pelayanan Sumbawa bisa dikerjakan kembali setelah dua tahun masa pandemi berlangsung. Kami kembali melanjutkan kunjungan 3 bulan pertama tahun ini, pada 7-10 April lalu bertemu dengan mahasiswa dan dosen di Kampus Universitas Tehnologi Sumbawa (UTS) dan mahasiswa Stikes untuk sharing visi pemuridan. Pelayanan Imtag di sekolah bertajuk “Yesus Ingin Menumpang di Hatimu”, mengambil dari kisah Zakheus, dihadiri oleh 33 siswa yang dibagi dalam 4 kelompok sharing. Sedangkan PA Alumni belajar dari kisah panggilan Yunus dan persekutuan bersama mahasiswa serta melakukan sharing bersama dengan tim misi di Sumbawa.
Kunjungan pelayanan ke Sumbawa selanjutnya dilakukan pada 1 Mei 2022, memberi suntikan semangat kepada mahasiswa di sana sehingga dilaksanakan persekutuan online pertama yang bertema “FOLLOW ME”. Pemuda kaya raya dalam Matius 19:16-30 menjadi topik utama dari materi renungan yang disampaikan oleh kak Anthon Katobba. Pemuda ini bersandar kepada kekayaannya yang rapuh, sehingga ia menolak mengikut Yesus ketika harus mempertaruhkan harta bendanya. Ketika ia masih bersandar kepada kekayaannya, ia tidak mampu mengikuti standar Yesus. Kekayaan dari orang muda ini menjadi penghalang untuk dia mengikuti Yesus seutuhnya. Adalah benar bahwa pemuridan merupakan jalan yang sepi dan un-popular, tetapi juga jalan yang indah sekaligus manis. Demi melewati jalan itu, orang muda dituntut untuk melepaskan apa yang mengikatnya. Ia harus menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang miskin dan mengikuti Yesus. Apa yang sedang menghalangi kita untuk mengiring Yesus sepenuhnya?
Pertanyaan itu menjadi sebuah refleksi yang menantang peserta yang hadir untuk berani berkomitmen makin mengikut Yesus. Khotbah selama 45 menit itu diikuti dengan antusias oleh 22 orang, 6 orang mahasiswa dari UTS dan UNSA Sumbawa. Pada 12-14 Mei kami kembali berkunjung untuk follow Up dalam bentuk kelompok kecil dan akhirnya terbentuk 3 KTB dari 2 kampus UTS serta Stikes. Selain itu kami juga bertemu dengan beberapa alumni untuk kembali sharing visi sehingga dapat menggerakkan pelayanan pemuridan di sana. Kali ini tidak ada persekutuan siswa berhubung mereka sedang ada kegiatan sekolah.
Selain perintisan pemuridan di Sumbawa, beberapa kegiatan dilakukan untuk pembinaan murid, pengurus dan PKK di Mataram. Bersyukur untuk HDSN yang sudah terlaksana 20 Mei lalu mengingatkan kembali bagaimana doa menjadi nyawa bagi pelayanan. Menyadari bahwa doa menjadi kekuatan pelayanan, setiap 2 minggu kami mengadakan malam doa bersama seluruh pengurus yang dilakukan untuk saling meneguhkan dan menopang di dalam doa.
Pokok Doa