more"/> more">
“Doa adalah cara kita melibatkan Tuhan dalam hidup kita” itulah kalimat penutup yang disampaikan oleh Kak Juni Krisman Jaya Zalukhu. pada Hari Doa Siswa (HDS) yang dilaksanakan di Kediri 27 Mei 2022. Kak Krisman menekankan tentang makna doa berdasarkan kisah orang Israel yang dibuang ke Babel pada zaman Nehemia. Beliau menegasakan bahwa doa tidak hanya berkaitan dengan jawaban yang diberikan Tuhan berupa ‘ya, tidak ataupun menunggu’, tapi apakah doa itu merubah hidup kita. Sebanyak 33 siswa yang hadir dari 6 sekolah antusias untuk mengikuti acara ini karena ini adalah acara pertama yang dilaksanakan Persekutuan Siswa Kediri setelah pandemi. Setelah merenungkan firman Tuhan, kami juga menaikkan doa kami untuk pelayanan siswa dan juga untuk Indonesia.
Siswa di Tulungagung dan siswa di Pare juga melaksanakan Hari Doa Siswa. Di Tulugagung, HDS dilaksanakan pada 23 Mei bersamaan dengan penutupan bulan Pemberitaan Kabar Baik. Acara ini dilaksanakan di rumah persekutuan Tulungagung dengan kak Danik Widiastuti sebagai pembicara dan dihadiri 27 orang. Hal menarik dalam HDS kali ini adalah acara HDS ini dilaksanakan oleh siswa, untuk siswa dan melibatkan siswa untuk belajar bersaksi tentang kabar baik dan bersama-sama berdoa bagi kota sdan bangsa.
HDS Pare dilakukan di sekolah-sekolah yang dilayani. Hal ini karena jarak antara sekolah ke rumah persekutuan cukup jauh. Ada cukup banyak sekolah yang dilayani tapi karena beberapa kondisi, hanya 3 sekolah yang bisa melaksanakan HDS. Acara dimulai tanggal 25 sampai 27 Mei dihadiri oleh 61.Kakak -kakak pembimbing yang melayani yaitu Kak Daniel Dwi Cahyono, Kak Elisabet Cornilia dan Kak Diony Aprilian dengan tema yang diberikan dariPerkantas Nasional SISWA SEJIWA – Siswa Sehati menjadi Jawaban Bangsa.
Pokok Doa: