more"/> more">
Tahun 2024 menjadi tahun yang bersejarah bagi pelayanan Perkantas Jatim. Dua tahun setelah peletakkan batu pertama, Rumah Pemuridan di Jl. Tenggilis Mejoyo KA11-12 akhirnya selesai dibangun. Pada Sabtu, 30 November 2024 akhirnya dilaksanakan “Ibadah Natal dan Dedikasi Rumah Pemuridan”. Terdapat dua ibadah yang berlangsung, pukul 11.00WIB bagi siswa-mahasiswa dan pukul 18.00WIB bagi para alumni, gereja, lembaga, sekolah, kampus dan rekanan Perkantas Surabaya lainnya.
Sejak Kamis, Rumah Pemuridan tampak dipenuhi oleh para staf dan volunteer yang mempersiapkan acara ini. Tentu saja, ini bukanlah ibadah seperti biasanya. Selain karena bangunan baru yang membutuhkan adaptasi dalam penggunaannya, namun juga ditambah dengan adanya pameran Rumah Pemuridan di lantai 1-3. Pameran bertajuk "Tiada yang Mustahil Bersama Allah: Perjalanan Iman dari Pelayanan dan Rumah Pemuridan Perkantas Jatim". Pameran tersebut bertujuan membawa peserta untuk melihat, mengalami, mendengar dan merasakan pekerjaan tangan Allah yang terus menyertai pelayanan Perkantas Jatim selama lebih dari 50 tahun. Fokus yang digarisbawahi adalah pada perjalanan Masa Lampau, Masa Kini dan harapan di Masa Depan bagi pelayanan Perkantas Jatim untuk Indonesia dan bahkan dunia.
Ketika peserta masuk, mereka akan disambut dengan para gallery sitter di setiap lantai yang menjelaskan secara sederhana tiap isi pameran dan mengarahkan mereka untuk terlibat dalam jalan cerita pelayanan Perkantas Jatim. Total semua peserta yang hadir pada ibadah pertama adalah 210 orang, dan pada ibadah kedua sejumlah 274 orang. Peserta-peserta tersebut sudah termasuk para staf dan volunteer. Tema “Imanuel” diangkat untuk Ibadah Natal dan Dedikasi Rumah Pemuridan, yang diambil dari Matius 1:21-23. Pada ibadah pertama, Kak Bonan mengingatkan para siswa dan mahasiswa yang hadir untuk mengimani Allah yang hadir. “Imanuel memberikan kita kemerdekaan atas rasa takut. Jika perkara dosa dan ketakutan akan maut sudah Dia selesaikan, mengapa kita harus takut terhadap ketakutan-ketakutan yang kecil?” ucap Kak Bonan.
Lebih lanjut, Kak Akhung sebagai pembicara di ibadah kedua, membukakan bahwa kata Imanuel (Allah yang menyertai) walau hanya muncul hanya satu kali Matius pada momen kelahiran Yesus, namun menjadi bingkai dari keseluruhan Kitab, karena di Penghujung injil Matius, Imanuel kembali muncul secara implisit, Ketika Yesus berjanji menyertai murid-Nya dalam mengerjakan Amanat Agung (Matius 28:20). “Imanuel bukan sekadar penyertaan Tuhan, namun di dalamnya terkandung ajakan ilahi untuk terlibat dalam panggilan penginjilan dan pemuridan,” ujar Kak Akhung. Hadirnya Rumah Pemuridan menjadi bukti penyertaan Tuhan sekaligus sebuah panggilan pemberdayaan agar Perkantas terus setia dalam penginjilan dan pemuridan. Karakteristik unik dari Perkantas adalah pemberdayaan kaum awam dalam gerakan Penginjilan, Pemuridan, dan Misi; di dalam kesadaran bahwa Sang Imanuel akan terus hadir dan menyertai.
Uniknya, pelayanan kaum awam nampak dari terus terlibatnya siswa dan mahasiswa dalam penginjilan dan pemuridan, terlibatnya banyak alumni dalam pembangunan Rumah Pemuridan, bahkan juga tercermin sebagian kecil dalam persiapan dan pelaksanaan ibadah ini, karena ada lebih dari 50 volunteer yang terdiri dari siswa, mahasiswa dan alumni hasil binaan Perkantas Surabaya yang terlibat. Sementara itu, prosesi peresmian yang dipandu oleh Kak Milhan juga membawa perasaan takjub tersendiri. Melalui setiap kegerakan dari rumah persekutuan, Perkantas Jatim telah dimampukan Allah untuk menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, utamanya pulau-pulau besar. Hal itu tercermin dari pelayanan di Mataram-NTT, Papua, Tamong (Kalimantan Barat), Batam dan Luwuk (Sulawesi). Semua yang hadir ikut mengucap syukur.
Ibadah ini merupakan batu peringatan bahwa Allah telah senantiasa menyertai, dan akan senantiasa menyertai. Sekaligus sebuah ajakan untuk terus aktif menjangkau, membina, memuridkan dan mempersiapkan generasi muda yang siap untuk pergi menyatakan Kerajaan-Nya di dunia ini. (YGP)