more"/> more">
Kabar Ladang Mataram Sebuah Catatan Singkat, Refleksi Perjalanan Traveling Perintisan Sumbawa
Last Updated : Apr 11, 2025  |  Created by : Administrator  |  64 views

Jika Tuhan memanggil orang-orang pilihan-Nya, siapakah yang dapat menolak Dia? Mungkin begitulah gambaran sebuah perintisan pemuridan yang dilakukan. Simon Petrus menikmati kehidupan sebagai penjala ikan, bahkan ia sudah menguasai Danau Genesaret. Akan tetapi ketika Allah memanggilnya menjadi seorang penjala manusia, ia yang semula berkata “Pergilah, aku ini orang berdosa!” akhirnya ia taat mengikuti TUHAN bahkan menjadi perintis pelayanan di banyak kota.

Nabi Yeremia, saat usianya baru melepas masa remajanya ia diutus Tuhan untuk dijadikan nabi bagi bangsa-bangsa untuk memberitakan pertobatan kepada umat-Nya. Meski ia mengaku tidak pandai bicara dan masih muda, akhirnya ia tetap taat untuk mengikuti panggilan TUHAN menyatakan kehancuran yang akan menimpa bangsanya.

Berkhotbah satu topik pertobatan berminggu-minggu, Pdt. Jonathan Edwards telah meluluhlantakkan hati jemaat yang mendengarnya, sehingga mereka menyadari betapa mereka membutuhkan Allah. Jemaat yang mendengarnya terus menangis dan bertanya “Apa yang harus kami lakukan untuk Selamat”?, sampai saat ini ia terkenal dengan judul bukunya “Orang Berdosa di Tangan Allah yang Murka”.

Pelayanan ini membutuhkan orang-orang seperti Simon Petrus yang segera meninggalkan segala sesuatunya untuk menjadi penjala manusia. Jaman ini memerlukan orang seperti Yeremia, meski muda dan tak pandai bicara tetapi Allah menaruh perkataan yang akan diperkatakan dan ia tunduk. Kita membutuhkan pelayan-pelayan seperti Pdt. Jonathan Edwards yang tidak pernah bosan menyerukan pertobatan sehingga jaman ini sadar bahwa tanpa Allah semuanya menjadi sia-sia.

Itulah ringkasan dari travelling pada 5-7 April 2025, melalui KTB dengan mahasiswa (11 orang) dan PA Alumni yang bersedia mendukung kegerakan pelayanan di Sumbawa (5 orang), kami sama-sama sepakat bahwa amanat seperti yang diterima Simon Petrus, Yeremia maupun Pdt. Jonathan Edwards menjadi bagian kami bersama. Fokus pelayanan saat ini adalah mengabarkan kabar baik dan mengerjakan pemuridan melalui Pendalaman Alkitab. Kami terus berdoa, tim ini semakin bertambah kuat, untuk menggerakkan pemuridan di kota ini. Pertanyaan yang menjadi refleksi kami, siapakah yang mau pergi seperti Simon Petrus untuk menjadi Penjala Manusia? Siapakah yang mau taat meski situasi tidak mendukung, kemampuan melayani yang belum matang tetapi bersedia untuk tunduk dan taat? Siapakah yang mau menyeru-nyerukan pertobatan dengan bahasa yang sama, dengan kalimat yang sama, dengan kuasa Roh yang sama seperti Pdt. Jonathan Edwards?

Pertanyaan di atas menjadi doa kami bersama dalam menyatukan hati dan langkah demi Injil Kristus. Mari doakan bersama untuk pelayanan Sumbawa. Bersyukur pelayanan yang dilakukan selama 3 bulan ini, kehadiran mahasiswa-mahasiswa yang menerima Kristus dan diteguhkan. Doakan 2 KTB alumni, 1 KTB mahasiswa yang di rintis dan dibina agar bertumbuh dalam iman di tengah rutinitas yang padat. Bersyukur untuk Ibu Artikah (pensiunan Guru Agama) yang bersedia memberikan tumpangan bagi para staf dan menyediakan rumah beliau untuk dijadikan tempat pertemuan. Juga ketersediaan Ibu menjadi konsultan dalam pelayanan pemuridan di Sumbawa. Kami juga bersyukur untuk terbentuknya tim penggerak pada 23 Februari lalu (Jitro, Yanti, Yesyurun, Ibu Artikah, Ibu Komang, Lian & Willfing), doakan agar kehadiran mereka bisa mengefektifkan pelayanan yang sudah dikerjakan. Berdoa juga untuk Kak Lidya dan Kak Yance yang mendampingi pelayanan Sumbawa agar dikaruniakan hikmat dan kekuatan untuk terus mendampingi. Solideo Gloria !(LW)


Subscribe To Our Newsletter
Subscribe to catch our monthly newsletter, latest updates, and upcoming events
RELATED UPDATES