Dahlia Siagian, sangat bersyukur bertemu secara pribadi dengan Kristus ketika dibina dalam kelompok pemuridan pada masa kuliahnya. Saat itu, Dahlia banyak mendapat berkat dan memahami kebenaran – kebenaran Firman Tuhan, dan terus berjuang untuk mengaplikasikan kebenaran itu . Salah satu hal yang Dahlia rasakan dampaknya adalah ketika ia akhirnya memahami apa artinya “ Panggilan Hidup”. Saat ini Dahlia aktif di pelayanan Alumni Batam dan menjadi tenaga pengajar di sebuah sekolah di kota Batam.
Ada banyak pertanyaan yang muncul sebelumnya, “ saya bergumul apa yang menjadi tujuan hidup saya, bagaimana saya kedepannya, apa yang saya kerjakan ketika saya sudah menyelesaikan studi saya” . Dahlia memulai sharingnya.
“Saya pernah berpikir setelah menyelesaikan studi D3 Statistika di USU, saya akan bekerja di Badan Pusat Statistika (BPS) atau kerja di Bank, dan tidak perlu melanjutkan studi lagi, tetapi Tuhan berkata lain dan masih mengizinkan saya untuk melanjutkan studi S1 Matematika.
Saya hanya berpikir untuk segera menyelesaikan studi lalu bekerja agar mendapatkan gaji dan juga berharap memiliki karir yang bagus”.
Ada pengalaman yang berkesan ketika saya sedang menyelesaikan studi S1 Matematika, Persekutuan Alumni Fakultas saya mengerjakan misi di salah satu Panti Asuhan yang ada di Medan. Saya disharingkan jadi salah satu volunter untuk mengajar anak – anak di Panti Asuhan. Saya menggumulkan dan memutuskan untuk menjadi pengajar bagi adik – adik yang ada di Panti, kurang lebih 1 tahun saya mengajar adik – adik di Panti tsb. Dalam proses itu membuat saya bergumul untuk panggilan hidup saya, apakah saya menjadi pengajar atau kerja di kantoran.
Singkat cerita akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang pengajar (Guru).
Saya rindu meneladani Tuhan Yesus yang menjadi Guru Agung yang membawa jiwa – jiwa yang hilang dan tersesat. Saya berpikir, ketika saya menjadi seorang guru, tidak hanya menjadi seorang pengajar yang memberikan “knowledge” saja kepada peserta didik. Tapi bagaimana seorang pendidik harus mendidik dalam hal karakter (spiritual dan sosial), juga mampu mengembangkan keterampilan ( bakat atau minat) mereka. Kerinduan terbesar saya dalam panggilan saya sebagai guru yaitu menghasilkan anak – anak yang takut akan Tuhan dan memiliki karakter seperti Kristus
Tantangan mengerjakan panggilan ini tidaklah mudah, Pernah hampir menyerah dan tidak mau taat kepada panggilan ini karena orang tua yang tidak setuju. Di tengah – tengah perdebatan itu saya terus bergumul dan bertanya sama Tuhan apakah saya berhenti atau tidak, tapi Tuhan memberikan saya kekuatan untuk terus memberikan pandangan yang benar kepada orang tua saya. Saya terus berjuang dan berdoa supaya orangtua saya mau menerima apa yang menjadi keputusan saya. Dan puji Tuhan, akhirnya orang tua saya menerima keputusan saya.
Persekutuan dengan Tuhan membuat manusia lebih mengenal Allah dan berkomunikasi dengan-Nya. Dalam mewujudkan panggilan hidup terkadang Allah bekerja dengan cara yang sulit dipahami oleh logika manusia. Alkitab mengatakan, Allah berbicara melalui hati kita pada saat kita berdoa di hadapan-Nya. Allah berbicara melalui orang-orang yang lebih dewasa secara rohani yang bisa menyatakan apa yang menjadi kehendak Allah. Allah berbicara melalui tanda Allah berbicara melalui mimpi dan penglihatan dan Allah juga berbicara dengan cara yang Allah kehendaki. Apapun cara yang Allah gunakan untuk menyatakan kehendakNya. Hanya ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh mereka yang ingin mendengar suara Tuhan yakni TAAT, berdamailah dengan Allah dan berkomunikasilah seintensif mungkin dengan Allah serta pahamilah kehendak Allah yang terbaik untuk panggilan hidup manusia.
Dahlia menutup sharingnya dengan pesan , “ Apapun yang menjadi panggilan Tuhan dalam kehidupan kita dan dimanapun kita ditempatkan mari terus berjuang untuk melayani dan memuliakan Dia, sekalipun sulit untuk dijalani”.
